Wednesday, June 1, 2011

"The Boy I Love" ; CHAPTER 4

Hai hai haiiiiii!! Sampai juga kita di CHAPTER TERAKHIR. Terima kasih untuk pembaca setia FFku :)) Jeongmal gumawo :*

LAST CHAPTER

Sejak malam itu, sikap Donghae pada Young Eun mulai berubah. Ia menjadi lebih dingin dan tidak banyak bicara. Young Eun menyadari adanya perubahan pada diri Donghae, namun Ia memilih untuk diam dan tidak bertanya apa-apa.

Usaha Chae Rin untuk mempengaruhi Donghae tidak sampai di situ. Kini setiap malam mereka sering berbalas pesan. Di sekolah Chae Rin pun menjadi semakin dekat dengan Donghae. Banyak yang berpikir kalau mereka sedang pacaran, namun Donghae selalu menyangkalnya.

Sudah 5 hari sejak perubahan sikap yang dirasakan Young Eun pada diri Donghae. Bahkan kini Chae Rin dan Donghae secara terang-terangan memperlihatkan kedekatan mereka. Semakin hari Young Eun semakin jauh dari Donghae, dan hal itu membuatnya merasa kesepian.

Sepulang sekolah, Young Eun berpas-pasan dengan Chae Rin yang sedang berdiri di pinggir lapangan, menunggu seseorang. Young Eun berusaha cuek, namun Chae Rin memanggilnya. Tidak mungkin Ia berpura-pura tidak mendengar, karena mereka berdiri pada jarak dekat.

“ Young Eun-na! ” teriak Chae Rin. Young Eun menolehkan wajahnya.

“ Kau mau ke parkiran kan? Kalau lihat Donghae, tolong suruh dia cepat ya. Aku sudah kepanasan, ok? ” ucap Chae Rin sambil tersenyum penuh kemenangan.

“ Baik Nona Chae Rin! Akan saya sampaikan, tapi kalau ketemu ya! ” balas Young Eun dengan tampang cuek, lalu Ia membalikkan tubuhnya. Motor Yamaha Fino milik Donghae sudah bertengger di depannya. Donghae segera turun dari situ, menatap Young Eun sebentar, lalu membuang muka ketika Young Eun berbalik menatapnya.

“ Donghae-a, lama sekali sih? ” ucap Chae Rin dengan manja.

“ Maaf, ayo naik! ” Donghae mempersilahkan Chae Rin untuk naik ke motornya. Lalu mereka berdua berlalu dari situ, meninggalkan Young Eun yang masih berdiri mematung. Donghae melirik ke kaca spion, memandang Young Eun dari kejauhan.

****************************

Malam ini Heechul datang ke rumah Young Eun dengan membawa sebucket bunga lily kesukaan Young Eun. Ia meminta izin pada Ibu Young Eun untuk mengajak putrinya makan malam di luar.

“ Oh, dengan senang hati Nak Heechul. Hati-hati ya! Jangan pulang lewat dari jam 10 malam ok? ” ucap Ibu Young Eun dengan ramah.

“ Siap Tante! ” canda Heechul sambil berdiri tegap dengan sikap “hormat”. Young Eun tertawa, lalu menurunkan tangan Heechul.

“ Haha.. Oppa.. ” ucapnya sambil memukul pundak Heechul pelan. “Omma, kami pergi dulu ya!” lanjut Young Eun sambil mencium pipi Ibunya.

“ Iya, cepat sana, nanti kemalaman. Hati-hati! ” kata Ibu Young Eun lagi. Heechul membungkuk pada Ibu Young Eun, lalu menggandeng Young Eun keluar, dan membukakan pintu mobil untuknya.

Donghae merenung. Memikirkan sikapnya pada Young Eun belakangan ini. Ia merasa sudah keterlaluan. Young Eun pasti kesepian tanpanya. Tak lama kemudian sebuah sms masuk.

“ Donghae-a, 2 hari lagi ulang tahunku. Maukah kau datang sebagai pasanganku? ♥ ”

Membaca pesan itu, Donghae teringat Young Eun. Ia berharap bisa datang ke pesta itu bersama Young Eun. Bukan datang sebagai pasangan Chae Rin. Walau Chae Rin sudah menceritakan semua padanya, tapi sulit bagi Donghae untuk percaya sepenuhnya pada cerita itu. Apakah Young Eun benar-benar merebut pacar sahabatnya? Kalau bukan, lalu kenapa Chae Rin menaruh dendam pada Young Eun? Berbagai pertanyaan muncul di benaknya.

Donghae melirik jam dinding yang terpasang di kamarnya. Jam 9 malam. “ Apakah terlalu malam untuk pergi sekarang? Ah, mungkin tidak, ” batin Donghae.

**************************

“ Selamat malam Tante, ” ucap Donghae sopan, ketika Ibu Young Eun membukakan pintu.

“ Malam Donghae. Cari Young Eun ya? ”

“ Iya Tante, Young Eun ada? ” tanya Donghae lagi.

“ Young Eun lagi pergi tuh sama Nak Heechul, ” jawab Ibu Young Eun, kemudian melirik jam tangannya, pukul setengah 10 malam. “ Sebentar lagi juga mereka pulang. Apa mau menunggu di dalam saja? ” lanjut Ibu Young Eun.

“ Oh, tidak usah Tante, terima kasih. Saya permisi dulu, ” jawab Donghae sopan. Lalu Ia meninggalkan halaman rumah Young Eun. Wajahnya memancarkan kekecewaan yang dalam. Ia terlambat.

Donghae hendak mengemudikan motornya pergi, namun Ia mengurungkan niatnya. Malam ini juga Ia harus minta maaf pada Young Eun. Akhirnya Donghae memutuskan untuk memarkir motornya di samping rumah, dan duduk di luar menunggu Young Eun pulang. Hampir setengah jam sampai sebuah mobil tiba di depan rumah. Heechul membukakan pintu untuk Young Eun. Mereka mengobrol sebentar di depan rumah. Donghae hendak bangkit dari duduknya, tetapi kemudian duduk lagi ketika mendengar kata-kata Heechul.

“ Datanglah bersamaku ke ulang tahun Chae Rin.. ” ucap Heechul lembut. Donghae terlonjak kaget. Heechul selangkah lebih cepat darinya.

“ Aku tidak datang oppa, ” jawab Young Eun.

“ Wae? Apa hubungan kalian belum membaik? ” tanya Heechul. Young Eun menunduk. Heechul menengadahkan wajah Young Eun, “ Young Eun-na, dengarkan aku. Biar bagaimanapun aku pernah dekat dengan Chae Rin. Dia sudah seperti adikku. Jadi aku harus datang ke acaranya. Aku ingin datang kesana bersamamu. Akan aku tunjukkan pada Chae Rin, bahwa yang aku cintai adalah kau, ” ucap Heechul sambil memandang Young Eun dalam.

Donghae tidak ingin mendengar lebih banyak lagi, ketika Ia hendak bangkit dari duduknya, saat itu pula Heechul sedang memeluk Young Eun.

Young Eun terkejut melihat Donghae lalu melepaskan pelukan Heechul. Heechul juga baru menyadari bahwa sejak tadi Donghae sudah memperhatikan mereka. Donghae membungkuk sebentar lalu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

“ Dua hari lagi, aku akan datang sebagai pasanganmu Chae Rin-na, ” Donghae mengetikkan balasan, lalu membanting ponselnya ke kasur.

“ Arrrrrrggggghhhhhh!! ” Ia berteriak melampiaskan emosinya.

***************************

Hari yang ditunggu-tunggu Chae Rin akhirnya tiba. Hari ini Ia genap berusia 17 tahun. Pesta yang meriah juga sudah disiapkan untuk malam ini. 99 pesan memenuhi ponsel Chae Rin yang semuanya sampai pada tanggal 06 Juni 2011, semua adalah ucapan selamat ulang tahun dari saudara dan teman sekolahnya. Namun satu hal yang membuat Chae Rin kecewa, Heechul belum mengirimkan ucapan selamat untuknya.

“ Oppa, kau lupa hari ini hari apa? Jahat! ” keluh Chae Rin. Namun tak lama kemudian sebuah pesan masuk ke ponselnya. Walaupun Heechul adalah orang ke-100 yang mengucapkan selamat padanya, itu tidak jadi masalah bagi Chae Rin. Dengan semangat Ia membuka pesan itu.

“ Saengil Chukkae! Malam ini aku akan datang bersama Young Eun :) ” Heechul mengirimkan pesannya. Chae Rin tidak sedih ataupun kecewa, Ia malah tersenyum puas karena rencananya berhasil. Donghae datang untuknya, dan Young Eun datang bersama Heechul. Memang itulah yang diinginkan Chae Rin, karena tidak ada yang lebih menyakitkan untuk Young Eun selain melihat Donghae bersama wanita lain.

******************************

Malam ini Heechul menjemput Young Eun pukul 8 malam. Ia terlihat tampan dengan jas hitam formal yang dikenakannya. Young Eun memutuskan untuk menerima tawaran Heechul untuk pergi mendampinginya ke pesta ulang tahun Chae Rin. Dengan gaun biru gelap dan sepatu berhak 10 sentimeter, Young Eun terlihat begitu anggun dan feminin.

“ Kau.. cantik, ” ucap Heechul kaku, saking terpananya.

“ Gumawo.. ” jawab Young Eun lembut.

“ Bisa kita pergi sekarang? ” ucap Heechul dengan tangan kiri di belakang. Ia membungkukkan badan sedikit, layaknya pangeran yang sedang menunggu sang putri menyambut tangan kanannya. Young Eun menyambutnya sambil tersenyum.

*****************************

Pesta malam ini sangat meriah. Sepertinya memang dipersiapkan semewah mungkin. Rumah Chae Rin sangat luas, mungkin lebih cocok disebut istana daripada rumah. Untuk keluarga Chae Rin yang kaya raya, mengadakan pesta meriah seperti ini jelas bukan hal yang sulit.

Pesta dimulai pukul 9 malam, tetapi satu jam sebelum pesta dimulai para tamu sudah banyak yang datang. Donghae tiba di sana tepat pukul 9 malam. Dengan sedikit berlari, Chae Rin menghampiri Donghae. Namun gaun yang panjangnya dan melebihi tinggi badan Chae Rin membuatnya tersandung dan hampir terjatuh. Beruntung Donghae dengan cepat memeganginya. Para tamu bersorak melihat kejadian itu. Chae Rin tersipu malu dan memperbaiki posisinya. Di sudut ruangan Young Eun berdiri kaku melihat kejadian itu. Tanpa pikir panjang Heechul menggandeng tangan Young Eun mendekati Chae Rin dan Donghae.

“ Chukkae Chae Rin-na! ” ucap Heechul, lalu memberikan sebuah hadiah yang dibungkus dengan kotak kecil.

“ Gumawo oppa.. ” ucap Chae Rin pada Heechul. Young Eun hanya terdiam tanpa memandang Chae Rin dan Donghae yang berada di depannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan saat itulah puncak acara dimulai, yaitu penetuan “Pasangan Terbaik” pada malam itu. Sang MC mengumumkan pada semua tamu untuk berkumpul di samping kolam renang. Di luar situ sudah dipersiapkan panggung kecil untuk memeriahkan acara.

Heechul membawa Young Eun bersamanya ke pinggir kolam.

Awalnya Young Eun menolak, tetapi kemudian Heechul berbisik, “Aku mohon Young Eun-na, siapa tahu kita pemenangnya? Kau tidak lihat aku sudah tampil setampan ini? Aku yakin pasti menang!” bisik Heechul penuh keyakinan. Akhirnya Young Eun mengangguk pasrah.

“ Ne.. semua sudah kumpul? Ok, bisa kita mulai penentuannya? ” ucap sang MC.

“ Ne!! ” teriak para tamu yang rata-rata adalah siswa-siswi SMA Byung Moon.

“ Arraseo.. arraseo! Hmm~ siapa ya kira-kira pasangan yang beruntung malam hari ini? ” tanya sang MC kepada semua tamu yang hadir. Shindong, yang akhirnya datang bersama kakak perempuannya (yang diakuinya sebagai pacar) berteriak, “ AKU! AKU! ” sedangkan Dongho si lugu yang juga datang bersama Sunny (murid kelas 1 di SMA Byung Moon yang terkenal kutu buku dan kurang pergaulan) bersorak, “ Jelas aku dong! ” lalu menaikkan kaca matanya yang merosot.

Lampu sorot berjalan mengelilingi ruang terbuka di pinggir kolam renang, mencari siapa yang berhak dinobatkan sebagai “Pasangan Terbaik”. Dongho tersenyum percaya diri ketika lampu berhenti dan menyorot Ia dan Sunny, tetapi kemudian ekspresinya berubah sedih ketika sorotan lampu kembali berjalan mencari mangsa. Para tamu bersorak-sorai tak sabar.

“ Dan yang berhak menjadi The Best Couple malam hari ini adalah.. ” sang MC melirik sebentar ke arah Chae Rin lalu setelah itu berteriak, “ Heo Young Eun dan pasangannya! ”

Saat itu pula lampu menyorot Young Eun dan Heechul. Chae Rin mengacungkan jempolnya pada sang MC sambil tersenyum puas.

“ Untuk Young Eun dan pasangannya, diharap naik ke atas panggung.. ” kata sang MC dengan ramah. Young Eun melirik sebentar ke arah Donghae yang sedang bersama Chae Rin, lalu dengan yakin Ia menarik Heechul di sampingnya. Mereka berdua naik ke atas panggung.

“ Selamat ya Young Eun-na.. Boleh perkenalkan siapa pria tampan ini? ” kata sang MC ketika mereka berdua telah sampai di atas panggung. Young Eun bingung harus mengatakan apa. Apakah Ia harus memperkenalkan Heechul sebagai kekasihnya sementara Donghae tak berhenti menatap ke arahnya? Heechul yang mengerti keadaan segera mengambil mic yang dipegang Young Eun.

“ Annyeonghaseyo! Joneun Kim Heechul imnida, ” ucapnya sopan.

“ Ne.. Annyeonghaseyo Chullie-a! Dilihat dari penampilanmu, sepertinya kamu bukan anak SMA, benar begitu? ” tanya sang MC.

“ Ye.. Saya kuliah semester 2 di Universitas San Ji Young, ” jawab Heechul.

“ Ya! Universitas San Ji Young yang terkenal itu? Waah~ kamu beruntung Young Eun-na, punya pacar yang keren dan pintar! ” puji sang MC, sementara Young Eun hanya tersenyum kecil.

“ Baiklah! Malam ini kami punya hadiah untuk kalian.. Dan hadiahnya akan diberikan langsung oleh Chae Rin. Chae Rin-na, naiklah! ” panggilnya.

Chae Rin naik ke atas panggung, membawa kotak kecil berwarna biru di tangannya. Ia berjalan mendekati Heechul, lalu memberikan kotak itu sambil berbisik, “ Chukkae oppa! ” lalu tersenyum sinis ke arah Young Eun.

Heechul membukanya, matanya membelalak karena kaget. Sepasang cincin emas putih yang indah bertengger di situ. Ini sudah seperti acara lamaran, pikirnya.

Sang MC bersorak, “ Ya! Ternyata hadiahnya adalah sepasang cincin! ” Semua tamu bertepuk tangan, sebagian ada yang mendesah karena kecewa tidak bisa mendapatkan hadiahnya.

Heechul ragu untuk memakaikannya di jari Young Eun, namun sang MC memyuruhnya untuk melakukannya langsung. Para tamu juga bersorak tak sabar. Dari jauh, Donghae menatapnya dengan penuh amarah. Ia kecewa dan seketika merasa kehilangan Young Eun yang lama dicintainya. Rasanya Ia ingin berlari dan membawa Young Eun pergi dari tempat ini, namun Ia tahu itu tak mungkin.

Heechul meyodorkan kotak kecil itu kepada Young Eun. Young Eun mengambil cincin yang ukurannya lebih besar, lalu perlahan memakaikannya ke jari manis Heechul. Setelah itu, Heechul melakukan hal yang sama. Sorak-sorai para tamu terdengar semakin keras. Lalu tiba-tiba terdengar aba-aba, “ Cium! Cium! ” berkali-kali. Young Eun dan Heechul canggung bukan main. Tetapi sang MC malah ikut menyemangati dan meneriakkan kata yang sama.

Heechul menatap kesekeliling, lalu beralih ke Young Eun. Wanita yang dicintainya kini berdiri di depannya, memakai cincin yang sama dengan dirinya. Apakah ini adalah takdirnya untuk bersama dengan Young Eun? Ia mendekatkan wajahnya pada Young Eun. Suasana seketika menjadi hening. Young Eun menutup matanya dengan sedikit menunduk. Bibir Heechul semakin dekat dengan bibir Young Eun, tetapi tiba-tiba air mata Young Eun menetes, Heechul melihatnya. Ia terkejut dan dengan cepat menjauhkan bibirnya lalu mencium pipi Young Eun sebentar. Semua tamu bersorak kecewa.

“ Kamsahamnida.. ” ucap Heechul sambil menunduk, lalu menggandeng Young Eun turun dari panggung. Chae Rin tertawa kecil melihat kejadian itu. Sementara Donghae berdiri kaku di sebelahnya, pandangannya kosong.

Heechul menggandeng Young Eun menuju halaman.

“ Young Eun-na.. ” panggilnya. Young Eun tidak menjawab dan terus menunduk.

“ Kau.. menangis? ” tanya Heechul. “ Apa ini ada hubungannya dengan Donghae? ” lanjutnya.

“ Maaf oppa, aku pulang duluan.. ” ucap Young Eun lalu berlalu dari situ. Heechul ingin mencegahnya, namun Ia mengurungkan niatnya. Ia tahu apa yang harus Ia lakukan sekarang.

**************************

“ Donghae-a, bisa kita bicara? ” ucap Heechul pada Donghae. “ Chae Rin-na, kau tunggu di sini saja, ” lanjutnya. Chae Rin menatap bingung.

Heechul mengajak Donghae ke ruang tamu, ruang ini sedikit sepi karena sebagian besar tamu berkumpul di aula kolam renang.

“ Ada apa.. hyung? ” tanya Donghae dengan sedikit canggung ketika menyebut kata “hyung”.

“ Apa kau mencintai Young Eun? ” kata Heechul tanpa basa-basi.

Donghae diam sebentar, lalu Ia menjawab dengan yakin, “Ye !”

“ Kalau begitu kejar dia! ” ucap Heechul lagi.

“ Anya.. ” jawab Donghae.

“ Kenapa? Kau bilang kau mencintainya bukan? ”

“ Tapi dia mencintaimu, ” jawab Donghae lalu tertawa hambar, seperti menertawakan dirinya sendiri.

“ Kau salah. Dia mencintaimu Donghae-a! ” jawab Heechul lirih.

“ Mwo? Tapi Chae Rin bilang.. ”

“ Sudah kuduga ini pasti ulah Chae Rin. ” Heechul memotong pembicaraan.

“ Apa maksudmu hyung? ”

“ Mungkin Chae Rin sudah membohongimu, ”

“ Maksudmu, Young Eun tidak pernah merebutmu dari Chae Rin? ” ucap Donghae ragu.

“ Itukah yang Chae Rin katakan? Haha.. Dan kau percaya? ” tanya Heechul. Donghae menggeleng.

“ Jangan buat dirimu menyesal. Kejar Young Eun sebelum dia jauh! ” ucap Heechul sambil menunjuk ke arah dimana Young Eun pergi.

“ Gumawo hyung! ” jawab Donghae, lalu dengan cepat Ia berlari keluar, mengemudikan motornya berlalu dari situ. Seketika kaki Heechul terasa lemas. Lalu Ia berjalan ke salah satu kursi dan duduk sendirian. Ia memandangi cincin di jemarinya.

Kini Heechul harus melepaskan Young Eun. Ia tak sanggup lagi mempertahankan cinta yang sepihak. Perlahan Heechul melepaskan cincin itu dari jarinya. Seorang gadis kecil dengan gaun putih yang sibuk dengan kue yang dikunyahnya menarik perhatian Heechul. Ia berjalan mendekati anak itu, lalu memasangkan cincin itu di jari manis sang anak. “ Untukmu, ” ucap Heechul sambil tersenyum. Anak itu menunduk lalu berkata, “ Kamsahamnida, ” kemudian berlari masuk sambil tersenyum senang.

“ Aku relakan kau untuknya Young Eun-na.. ” ucap Heechul lirih.

***********************

Donghae mengemudikan motornya perlahan, matanya sibuk memperhatikan ke sekeliling, mencari Young Eun. “ Young Eun-na, dimana kau? ” bisiknya.

Motornya terus melaju mengikuti jalan yang cukup panjang. Tak jauh dari situ, terlihat seorang gadis berjalan sendiri dengan sedikit pincang. Sepertinya Ia tidak nyaman dengan sepatu hak tinggi yang dipakainya, gadis itu Young Eun. Donghae segera turun dari motornya dan berlari menghampiri Young Eun.

“ Young Eun-na! ” ucapnya ketika menarik tangan Young Eun. Buru-buru Young Eun menghapus air matanya. Donghae menatapnya dengan perasaan bersalah, dipeluknya Young Eun dengan erat. “ Mianhae Young Eun-na.. Mianhae.., ” ucap Donghae berulang-ulang.

“ Menangislah, ” ucapnya lagi sambil mempererat pelukannya. Young Eun menangis dalam pelukan Donghae, melepas beban yang dipendamnya.

*****************************

Jam menunjukkan pukul 12 malam. Young Eun menyenderkan tubuhnya di pundak Donghae. Hari ini Ia sudah kenyang menangis. Semua beban yang dipendamnya terbuang sudah. Ia juga sudah menceritakan semuanya pada Donghae, tentang dirinya dan Chae Rin, juga tentang Heechul oppa yang hanya dikaguminya sebagai kakak.

“ Omona~ Donghae-a! Sudah jam berapa ini? ” ucap Young Eun sambil menggerak-gerakkan tubuh Donghae. Kemudian Donghae melirik jam tangannya.

“ Masih jam 12 sayang, ” ucapnya lalu kembali menyenderkan kepala Young Eun dipundaknya. Young Eun melonjak kaget lalu memukul pundak Donghae.

“ Jangan bercanda! Aku bisa kena marah, omma paling galak kalau aku pulang malam, ” ucapnya panik.

“ Hehe.. Baiklah sekarang juga aku antar kamu pulang, ” ucap Donghae sambil bangkit dari duduknya, diikuti Young Eun.

“ Pokoknya kamu harus tanggung jawab ya kalau aku dimarahi omma! ” protes Young Eun.

“ Baik tuan putri.. ” jawab Donghae sambil tersenyum.

Young Eun segera berjalan menuju motor Donghae, namun kemudian tangannya ditarik oleh Donghae yang masih ada di belakangnya. Dengan lembut Donghae mendaratkan ciuman ke bibir Young Eun. Menyalurkan kebahagiaan dan kasih sayangnya. Young Eun tak menolak, Ia merasa melayang karena bahagia. Dilepasnya cincin yang melingkar di jari manisnya, lalu Ia membuangnya tanpa arah. Kini tak ada lagi yang dibutuhkannya selain Donghae, sang kekasih.

“ Saranghae, ” ucap Donghae ketika melepaskan ciumannya.

“ Nado saranghae, ” balas Young Eun sambil tersenyum.

-THE END-

Mian agak panjang last chapter nya, leave comment ya! GUMAWO ♥


"The Boy I Love" ; CHAPTER 3

CHAPTER 3

Malam ini Donghae termenung memandang langit-langit kamarnya. Tingkah Young Eun hari ini terasa aneh untuknya. Seperti ada yang disembunyikan namun Donghae tak mengerti ada apa. Ia mencoba untuk datang ke rumah Young Eun tadi sore tapi Young Eun tak ada di rumah. Donghae terus menerka-nerka apakah hal ini ada hubungannya dengan Chae Rin teman sekelas mereka, atau pria yang menelfon Young Eun tempo hari itu.

Tak lama kemudian ponsel Donghae bergetar. Sebuah sms dari Chae Rin. Belakangan ini Chae Rin sering mengirimkan pesan pada Donghae, hanya untuk mengucapkan selamat tidur, mimpi yang indah, sedang apa kau? dan hal tak penting lainnya. Padahal Donghae tak pernah memberikan nomornya pada Chae Rin. Kali ini Chae Rin mengucapkan selamat malam dengan sebuah tanda “hati” di akhir pesan. Donghae tak menggubrisnya. Ditaruhnya ponsel itu di atas rak, lalu Ia membenamkan kepalanya pada bantal. Berharap hari esok segera datang dan Ia bisa melihat Young Eun lagi.

----SMA Byung Moon

“ Pagi semuanya.. ” sapa Donghae pada teman-teman sekelasnya ketika Ia baru tiba di kelas. Dilihatnya Young Eun sudah duduk di bangkunya, sendirian. Dengan cepat Donghae menghampirinya.

“ Pagi Young Eun-na! ” sapa Donghae sambil mengacak-ngacak rambut Young Eun.

“ Hey.. ” jawab Young Eun sambil tersenyum, lalu membetulkan rambutnya yang berantakan karena ulah Donghae.

“ Kemarin kamu kemana? Aku khawatir padamu.. ” kata Donghae ketika Ia sudah duduk di bangkunya.

“ Hanya mencoba sepeda baruku kok.. ” jawab Young Eun asal.

“ Oh.. ” Donghae menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali, lalu melanjutkan kata-katanya. “ Young Eun-na.. ” panggil Donghae.

“ Mwo? ” jawab Young Eun sambil memandang heran pada Donghae.

“ Orang yang menelfonmu waktu itu siapa? ” ucap Donghae.

“ Yang mana? ”

“ Waktu kau main ke rumahku 2 hari yang lalu. Heechul, siapa dia? ” akhirnya Donghae mengatakannya juga. Young Eun sedikit terkejut mendengar Donghae menyebut nama Heechul. Ia bingung harus menjawab apa.

“ Kenapa diam? ” tanya Donghae lagi. Ia semakin penasaran.

“ Oh.. Heechul.. Dia mahasiswa semester 2 di Universitas San Ji Young. ” jawab Young Eun santai.

“ Apa kau dan dia.. pacaran? ” tanya Donghae lagi. Belum sempat Young Eun menjawabnya, Chae Rin dan teman-temannya datang membawa setumpuk undangan, lalu Chae Rin memberi pengumuman di depan kelas.

“ Pagi semuanya.. Seperti yang kalian ketahui, minggu depan adalah ulang tahunku. Nah aku akan buat party yang meriah di ulang tahunku kali ini! ” ucap Chae Rin, diikuti sorak-sorai para murid yang kegirangan. Chae Rin memberi kode pada teman-temannya untuk membagikan undangan.

“ Oleh karena itu kalian semua harus datang ya! Tapi ada satu syarat.. ” ucap Chae Rin lagi.

“ Syarat apa? ” ucap Shindong, murid yang terkenal jago makan di kelas.

“ Semua harus membawa pasangan mereka masing-masing. Yang datang sendirian, maaf tapi kalian tidak bisa masuk. ” jelas Chae Rin, diikuti sorakan para jomblowan dan jomblowati.

“ Harus cowok cewek ya? Ga boleh sesama jenis? ” ucap Dongho, pria imut yang kekanak-kanakan dan mengaku belum pernah pacaran seumur hidupnya. Semua murid tertawa dan menyoraki Dongho.

“ Hahaha. Iya dong, kecuali kalau kamu punya kelainan! ” ucap Chae Rin berusaha konyol, tetapi yang terdengar malah kasar. Semua murid tak ada yang tertawa. Merasa salah bicara, Chae Rin tersenyum lalu melanjutkan kata-katanya, namun kali ini hanya ditujukan pada seseorang

“ Donghae-a! Datang ya! ” ucap Chae Rin sambil tersenyum ke arah Donghae. Semua kembali bersorak. Donghae hanya menjawab dengan senyuman kecil.

“ Ok.. Sudah dapat semua kan? ” tanya Chae Rin.

“ Sebentar. Mana undangan untuk Young Eun? ” ucap Donghae kemudian. Young Eun langsung memasang wajah kesal pada Donghae, buat apa dia menanyakannya.

“ Loh? Sepertinya undangannya kurang ya? Mianhae Young Eun-na, tapi walaupun tanpa undangan, kamu bisa datang kok. ” ucap Chae Rin dengan berpura-pura ramah. Young Eun tidak mengatakan apa-apa. Donghae pun ikut diam. Tak lama kemudian guru Jang datang, dan semua murid kembali ke tempat duduk masing-masing.

----Saat makan siang

Young Eun mengabaikan menu makan siang yang ada di depannya, sedangkan Donghae tak berhenti mengunyah. Young Eun kini asik dengan i-pod nya, penasaran dengan apa yang Young Eun dengarkan, Donghae melirik layar i-pod milik Young Eun. Tertulis “Super Junior (Lee Donghae) – Beautiful” di situ.

“ Seenak itu kah lagunya sampai kau mengabaikan jatah makan siangmu? ” celoteh Donghae dengan mulut yang penuh dengan makanan. Young Eun tidak menjawab. Donghae lalu mengambil sepotong daging dari makanan Young Eun. Young Eun memandang protes. “ Habiskan atau aku yang makan! ” ancam Donghae sambil tersenyum jahil.

“ Baiklah.. ” jawab Young Eun, Ia mematikan i-pod nya dan menikmati menu makan siang yang sudah mulai dingin.

“ Apa kau akan datang ke acara Chae Rin? ” kata Donghae membuka pembicaraan.

“ Molla.. ” jawab Young Eun sambil mengernyitkan pundaknya.

“ Berbaikanlah dengannya. Aku bisa membantumu kalau kau mau. ”

“ Tidak perlu Donghae-a. ” ucap Young Eun sambil tersenyum. Donghae tidak menjawab lagi. Mereka berdua menghabiskan makan siang, lalu kembali lagi ke kelas setelah bel masuk berbunyi.

*****************************

Siang telah berganti menjadi malam. Sejak tadi Young Eun menghabiskan waktunya untuk bertelfon-telfonan dengan Donghae. Awalnya mereka membicarakan tugas dari guru Jang, tapi lama-lama obrolan mereka melenceng ke hal yang tidak penting. Hampir 2 jam mereka mengobrol di telfon dan Donghae bilang malam ini Ia mau datang ke rumah Young Eun. Mendengar itu Young Eun jadi bersemangat dan memutuskan untuk mengganti piyama bututnya dengan kaus biru bergambar “fish” dan rok santai yang manis. Tak lama kemudian pintu kamar Young Eun diketuk.

“ Young Eun-na, ada yang datang tuh! ” ucap Ibu Young Eun dari balik pintu.

“ Siapa? ” ucap Young Eun lalu membukakan pintu untuk Ibunya.

“ Lihat saja sendiri.. ” ucap Ibu Young Eun jahil.

“ Hehe. Gumawo omma! ” ucap Young Eun singkat lalu berlari menuruni tangga. “Donghae-a!” ucap Young Eun saat Ia sudah sampai di teras.

“ Malam Young Eun-na.. ” sapa Heechul. Ekspresinya memancarkan kekecewaan yang dalam karena baru saja Young Eun menyebut nama pria lain di depannya.

“ Ah~ oppa. Maaf aku pikir.. ”

“ Gwaenchana. Boleh aku masuk? ” jawab Heechul sopan.

“Tentu. Masuklah.. ” Young Eun mempersilahkan Heechul untuk masuk, memberinya sedikit suguhan lalu mereka berdua mengobrol di ruang tamu.

“ Apa aku datang pada waktu yang tidak tepat? ” tanya Heechul ketika melihat gerak-gerik Young Eun yang gelisah.

“ Ah~ anya.. ” jawab Young Eun. Ia berusaha menutupi kegelisahannya.

“ Kalau begitu maukah kau pergi nonton denganku? ” ucap Heechul.

“ Sekarang? ”

“ Ya! Malam ini.. ”

“ Ee, maaf oppa tapi aku sedang tidak enak badan. ” tolak Young Eun. Tidak mungkin Ia pergi dengan Heechul sementara malam ini Donghae janji untuk datang.

“ Kau sakit Young Eun-na? Kalau begitu tidak apa-apa, lain kali saja. Sebaiknya sekarang aku pulang. ” ucap Heechul lagi.

“ Oppa marah ya? Mianhae oppa.. ” sesal Young Eun.

“ Tidak aku tidak marah kok, aku hanya tidak ingin mengganggu istirahatmu. ” jawab Heechul sambil mengelus rambut Young Eun penuh sayang. Tak lama kemudian Young Eun mengantar Heechul ke depan. Namun seseorang sudah berdiri di luar hendak membuka pagar. Donghae berdiri memandang Heechul yang berjalan keluar sambil merangkul pundak Young Eun.

“ Aku pulang dulu ya.. ” kata Heechul lalu melepaskan rangkulannya. Young Eun tersenyum pada Heechul.

“ Young Eun-na.. ” panggil Donghae, lalu menghampiri mereka berdua. Young Eun terkejut melihat Donghae yang sudah ada di situ. Heechul memandang heran lalu berkata, “ Siapa dia Young Eun-na? Kau tidak mengenalkannya padaku? ”

“ Ye, oppa. Dia.. ” belum sempat Young Eun menjelaskan, Donghae sudah membungkuk sambil memperkenalkan dirinya.

“ Annyeonghaseyo! Lee Donghae imnida.. ” sapanya dengan singkat.

“ Annyeonghaseyo! Oh, kau yang namanya Donghae. Sejak tadi Young Eun sudah menunggumu. ” jawab Heechul dingin sambil memukul pelan pundak Donghae, lalu berlalu dari situ.

Terlihat kekecewaan yang mendalam di wajah Heechul. Tanpa menoleh lagi, Ia mengemudikan motornya pergi.

Young Eun memandang Heechul penuh penyesalan. Hari ini Ia sudah menyakiti hati Heechul, pria yang sangat baik padanya. Namun di sisi lain Ia tak bisa menolak kedatangan Donghae ke dalam hatinya. Young Eun tak bisa membohongi perasaannya, bahwa Ia mencintai Donghae.

“ Young Eun-na.. Tadi itu.. Heechul? ” ucap Donghae sambil menatap Young Eun. Young Eun membalikkan badannya.

“ Ya, dia Heechul. Masuklah Donghae-a.. ” Young Eun hanya menjawab singkat lalu masuk ke dalam rumah, diikuti Donghae yang memandangnya heran.

****************************

Malam ini Chae Rin kembali mengirim suatu pesan pada Donghae. Merasa ini adalah kesempatan yang baik, Donghae menanggapinya.

“ Hey Donghae-a. Sedang apa kamu? ”

“ Hey Chae Rin-na. Hanya mendengarkan musik. Kau? ” balas Donghae. Ia berusaha menanggapinya seramah mungkin.

“Aku? Kau menanyakanku? Wow, padahal beberapa hari yang lalu kau tidak pernah membalas pesanku Donghae-a. Hihi.. aku senang :) Hmm aku sedang menonton tv.” balas Chae Rin.

“ Film apa yang kau tonton? Apakah menarik? Chae Rin-na, boleh aku menanyakan sesuatu? ” balas Donghae lagi.

“ Flower Boys. Yeah~ it’s funny! Katakanlah.. ” tak sampai 1 menit, Chae Rin sudah membalasnya.

“ Apa kau kenal dengan Heechul? ” hal ini lah yang sejak tadi ingin Donghae tanyakan, namun Ia memilih untuk berbasa-basi dulu. Donghae menunggu, Chae Rin belum membalas lagi. Padahal sejak tadi Chae Rin begitu cepat mengetikkan balasannya.

Namun 15 menit kemudian Chae Rin membalasnya, kali ini kalimatnya lebih singkat dan dingin, ” Memangnya kenapa? ” balas Chae Rin.

Donghae buru-buru mengetik balasan, “ Chae Rin-na, apa kau tahu ada hubungan apa antara pria itu dengan Young Eun? ”

Chae Rin membalasnya sambil tersenyum licik, “ Tentu saja! Heechul adalah mantan kekasih Young Eun. Mereka cukup lama berpacaran. ”

“ Tapi.. Bagaimana kau tahu tentang itu? Maksudku, bukankah kau dan Young Eun tidak berteman dekat? ”

Sebuah ide licik timbul, beberapa menit kemudian Chae Rin membalas pesan Donghae, “ Itulah yang belum kau ketahui Donghae-a. Dulu Heechul adalah kekasihku. Tapi Young Eun merebutnya. Karena itulah kami bermusuhan sekarang. ”

Donghae tidak membalas lagi. Ia me-non aktifkan ponselnya. Lalu kembali memikirkan soal kejadian yang Ia lihat hari ini, dan beberapa waktu lalu.

Pertama, saat seminggu lalu, ketika Young Eun mengunjungi rumahnya. “ Kita sudah putus oppa. Apa kau tidak mengerti? ” percakapan di ponsel itu kembali terngiang di telinga Donghae. Kedua, kejadian malam ini di rumah Young Eun. Ketika Heechul merangkul pundak Young Eun saat hendak pulang.

Meskipun sulit untuk percaya bahwa Young Eun telah merebut Heechul dari Chae Rin, tetapi Donghae tak dapat memungkiri bahwa dua hal itu mendukung perkataan Chae Rin tadi. “ Apakah Young Eun benar-benar melakukan hal itu? ” batin Donghae.

*TBC^^

"The Boy I Love" ; CHAPTER 2

CHAPTER 2

Young Eun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah megah bercat putih. Setelah menempuh perjalanan 1 jam, akhirnya mereka berdua sampai di kediaman Donghae. Seorang wanita setengah baya berlari ke depan dan membukakan gerbang untuk Young Eun dan Donghae. Mata Young Eun berseri-seri, ia menjalankan mobilnya masuk ke halaman rumah Donghae, lalu membuka jendela mobil.

“ Annyeonghaseyo ahjumma! Apa masih ingat aku? ” sapa Young Eun ramah.

“ Omo~ Young Eun-na kan? ” masih menerka-nerka. Maklum saja, sudah 10 tahun lamanya sejak terakhir kali ia bertemu dengan Young Eun. Young Eun tersenyum kecil, lalu kembali menjalankan mobilnya masuk.

Mobil di parkir di halaman rumah Donghae yang terbilang sangat luas. Donghae mempersilahkan Young Eun untuk masuk, sementara seorang wanita yang tadi membukakan gerbang membuntuti Young Eun dengan wajah yang masih kebingungan.

“ Jamkkanman! Apa kau benar-benar Young Eun? ” menyapa Young Eun sekali lagi.

“ Ne.. ahjumma! Ini aku! ” ucap Young Eun meyakinkan wanita yang sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Lee selama bertahun-tahun ini.

“ Kaget ya melihat Young Eun jadi cantik begini? ” ucap Donghae.

“ Tentu saja saya kaget! Wah terakhir kita bertemu kau masih sekecil ini! ” kata wanita itu sambil menurunkan telapak tangannya ke bawah.

“ Hahaha.. kami masuk dulu ya ahjumma! ” kata Donghae lagi. Lalu ia menggandeng tangan Young Eun memasuki rumahnya.

Sesampainya di dalam, Nyonya Lee, Ibu dari Donghae menyambut mereka berdua dengan hangat. Bahkan Ia langsung memeluk Young Eun begitu mereka bertemu.

“ Apa kabar sayang? ” ucap Nyonya Lee sambil memeluk Young Eun.

“ Baik tante.. Tante bagaimana? ” jawab Young Eun.

“ Tante juga baik.. Ayo masuk! “Nyonya Lee melepaskan pelukannya lalu mempersilahkan Young Eun untuk masuk.

“ Ke kamarku saja Young Eun-na! ” kata Donghae kemudian. Young Eun merasa sedikit canggung, lalu ia melirik Nyonya Lee meminta persetujuan untuk masuk ke kamar anak laki-lakinya itu.

“ Ada apa Young Eun-na? Tidak usah canggung begitu, masuklah.. ” kata Nyonya Lee ketika melihat ekspresi Young Eun.

Young Eun berjalan mengikuti Donghae sambil memperhatikan sekeliling. Rumah ini sangat sejuk dan nyaman. Banyak tanaman kecil di sudut-sudut ruangan. Sejak dulu Ibu Donghae memang menyukai tanaman. Taman di rumah ini juga luas dan penuh dengan bunga-bunga cantik. Desain rumahnya sederhana namun terlihat anggun dengan warna putih yang dominan. Donghae membuyarkan lamunan Young Eun.

“ Silahkan masuk tuan putri.. ” canda Donghae ketika mereka sampai di depan sebuah kamar di lantai dua. Di luar pintu tergantung sebuah hiasan bertuliskan “DONGHAE’s ROOM”.

“ Ok..” jawab Young Eun, lalu masuk ke kamar Donghae.

Tak lama kemudian Bibi Cho masuk dengan membawakan dua potong sandwich dan dua gelas jus jeruk. Sambil menikmati sandwich, mereka berdua mengobrol lama sekali. Young Eun dan Donghae melepas rindu mereka setelah 10 tahun tidak bertemu. Di sela obrolannya, Young Eun melirik rak CD milik Donghae yang diletakkan di sebelah tempat tidurnya. Young Eun mendekati rak itu.

Ternyata kata-kata Donghae di mobil tadi serius, di dalam rak itu terpajang beberapa CD Super Junior. Mulai dari Super Junior05, Don’t Don, Super Girl, U, sampai album terbaru Sorry Sorry.

“Kereeeennnn.. Ayo kita dengarkan ini!” ucap Young Eun lalu mengeluarkan CD Sorry Sorry dan memutarnya di tape milik Donghae. Intro awal yang heavy-beat mulai terdengar, Young Eun menarik Donghae untuk bangkit dari duduknya dan mengajaknya menari. Mereka berdua dengan semangat meniru tarian Sorry Sorry yang unik dan menyenangkan. Young Eun tertawa lepas melihat Donghae yang menari layaknya Lee Donghae Super Junior. Namun kesenangan itu tiba-tiba terhenti oleh bunyi ponsel Young Eun. Donghae menekan tombol stop di tape miliknya. Young Eun mengambil ponselnya yang tergeletak di ranjang. Tertera nama “Heechul” di layar ponsel. Young Eun mengangkatnya.

“ Yoboseo? ” ucap Young Eun. “Untuk apa kau masih menelfonku? Kita sudah putus oppa. Apa kau tidak mengerti?” lanjut Young Eun. Donghae sedikit terkejut mendengar percakapan Young Eun di telfon. Tak lama kemudian Young Eun menutup percakapan telfonnya.

“ Ada apa Young Eun-na? ” tanya Donghae dengan hati-hati.

“ Ah~ aniyo.. Donghae-a, maaf sepertinya aku sangat lelah. Kepalaku sedikit sakit.. Aku pulang dulu ya! ” kata Young Eun sambil mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar.

“ Sudah mau pulang sayang? ” tanya Nyonya Lee.

“ Iya tante. Permisi.. ” Young Eun pamit. Donghae memandang Young Eun dengan penuh kekhawatiran.

“ Kita sudah putus oppa. Apa kau tidak mengerti? ” kata-kata itu membuat Donghae semakin penasaran dengan apa yang terjadi. “Heechul.. siapa dia?” Donghae bertanya-tanya dalam hati.

---------------------------------

“ Maafkan aku.. Kita harus bertemu, aku mohon padamu Young Eun-na. Aku mencintaimu.. ” sebuah pesan tertera di ponselnya ketika Young Eun baru saja sampai di rumah. Young Eun mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan tersebut.

“ Kau cukup percaya pada wanita itu lalu jauhi aku! ” balas Young Eun.

“ Aku mohon.. sekarang aku ada di depan rumahmu. Keluarlah Young Eun-na.. ” membaca pesan itu Young Eun segera melirik ke jendela. Ternyata benar, Heechul sedang berdiri di samping motornya sambil terpaku pada ponsel yang dipegangnya.

Young Eun memutuskan untuk keluar. Entah ini adalah keputusan yang tepat atau tidak, namun hatinya mengatakan “Beri dia kesempatan.”

Pintu rumah terbuka, Young Eun berjalan menuju pagar. Dilihatnya Heechul berdiri tegap dengan wajah yang senang. Ia menghampiri Young Eun yang kini sudah berada di luar pagar.

“ Terima kasih Young Eun-na.. ” ucap Heechul.

“ Apa yang mau kau bicarakan? ” sela Young Eun.

“ Aku tau sekarang kau membenciku. Aku tau aku adalah pria paling bodoh di dunia ini karena tidak mempercayaimu. Tapi aku mohon beri aku kesempatan Young Eun-na.. Aku akan menjaga dan mempercayaimu sekali lagi. .” ucap Heechul sungguh-sungguh. Young Eun tak langsung menjawab, Ia berusaha menahan tangisnya namun percuma. Kini Heechul sudah melihat air matanya.

“ Young Eun-na.. ” panggil Heechul.

“ Apa yang Chae Rin katakan benar oppa.. Selama ini aku tidak pernah sungguh-sungguh mencintaimu! Aku belum bisa melupakan masa laluku! ” ucap Young Eun penuh emosi. Heechul diam. Tanpa memandang pria di depannya, Young Eun membalikkan badannya hendak masuk ke dalam rumah, namun tiba-tiba Heechul menarik tangan Young Eun, melarangnya untuk pergi dari situ.

“ Aku tidak peduli! Yang perlu kau lakukan sekarang adalah lihat aku! Jangan lihat yang lain! Young Eun-na, aku percaya padamu. .” ucap Heechul lirih.

“ Bagaimana kalau ternyata dia telah kembali? ”

“ Maksudmu? ”

“ Bagaimana kalau cinta pertamaku telah kembali? Dia ada disini dan hal itu membuatku semakin tak bisa melupakannya!! ” ucap Young Eun disela tangisnya.

“ Aku.. akan berusaha.. membuatmu melupakannya. ” jawab Heechul sambil menundukkan wajahnya. Young Eun terkejut mendengar jawaban Heechul.

“ Apa kau bodoh? ”

“ Aku akan menjadi pria bodoh jika aku melepaskanmu. Aku mohon terima aku sekali lagi Young Eun-na. .” ucap Heechul.

“ Kau sungguh bodoh oppa! Kau tau aku mencintai orang lain, tapi kau tetap ingin di sisiku. Aku sungguh tak mengerti! ” jawab Young Eun.

“ Sudah kubilang.. Akan kubuat kau mencintaiku, Young Eun-na.. ” kata Heechul sambil tersenyum. Lalu perlahan Ia menyeka air mata Young Eun. Young Eun memandang Heechul sedih.

Entah bagaimana dirinya jika Heechul tak di sampingnya selama ini. Heechul lah yang menghiburnya di kala sedih, mendampingi Young Eun di saat semua orang tidak suka padanya, menawarinya payung di kala hujan, menyelimutinya di kala dingin, mengobatinya di kala sakit. Begitu banyak perhatian dan kasih sayang yang Heechul berikan padanya. Kini keadaan terasa berkali lipat lebih sulit bagi Young Eun. Mengapa Donghae kembali di saat pria sebaik Heechul hadir dan mengisi kehidupannya?

---------------------------------

Young Eun berjalan melewati koridor, tak jelas ingin kemana. Hari ini Ia datang lebih pagi dari biasanya. Jam masih menunjukkan pukul 06.15 dan lingkungan sekolah masih terlihat sepi. Malas cepat-cepat sampai ke kelas, Young Eun berjalan mengelilingi area sekolah yang luas. Dari kejauhan dilihatnya Chae Rin berjalan ke arahnya, sepertinya Ia baru saja datang. Young Eun berusaha cuek dan melanjutkan langkahnya. Chae Rin semakin dekat dan memasang pandangan sinis padanya.

“ Sudah kubilang lepaskan Heechul! ” ucap Chae Rin tiba-tiba.

“ Aku sudah melakukannya ” jawab Young Eun dingin.

“ Jangan membodohiku! Tadi malam oppa datang ke rumahku dan Ia menceritakan semuanya. Apa kau tidak bisa melepaskannya untukku Young Eun-na? Bahkan kau sudah punya Donghae! ” bentak Chae Rin. Sekolah masih sepi dan tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

“ Setelah kau mengatakan soal masa laluku padanya, Ia membenciku seperti yang kau harapkan. Apa kau belum puas? ”

“ Belum karena sekarang dia berubah menjadi pria bodoh yang sedang mengemis cintamu! Bukan hal ini yang aku harapkan! ” ucap Chae Rin penuh amarah.

“ Mengapa kau sejahat itu Chae Rin-na? Dulu kita pernah bersahabat, tapi hanya karena Heechul suka padaku lalu kau.. ”

“ Young Eun-na, dengar! Aku lebih dulu mengenalnya daripada kau! Bahkan aku yang mengenalkannya padamu. Dia adalah cinta sejatiku! Sama seperti arti Donghae untukmu! Bisa bayangkan bagaimana rasanya bila cinta sejatimu direbut oleh sahabatmu sendiri? ” lanjut Chae Rin. Young Eun menunduk, memilih untuk diam.

“ Akan aku tunjukkan bagaimana rasanya! ” ucap Chae Rin penuh dendam, lalu meninggalkan Young Eun sendirian. Young Eun menangis.

-----------------------------

Hari mulai senja, Young Eun mengayuh sepedanya mengelilingi komplek. Setelah kejadian di sekolah tadi pagi, pikirannya menjadi kacau, kepalanya terasa pusing dan berat. Young Eun memutuskan untuk menyegarkan dirinya dengan bersepeda sendirian. Beberapa menit kemudian Young Eun menghentikan sepedanya di depan sebuah taman lalu memarkirnya tak jauh dari situ. Kemudian Ia berjalan perlahan menuju bangku taman yang kosong dan duduk menikmati pemandangan.

Dilihatnya dua bocah perempuan dengan seragam SD berlarian dengan senang. Yang satu mengenakan pita merah di rambutnya, yang satu lagi mengikat rambutnya dengan asal. Mereka terlihat gembira dan begitu polos. Tiba-tiba air mata Young Eun menetes. Buru-buru Ia menyekanya dengan telapak tangan dan membuang kenangan itu jauh-jauh. Kenangan masa kecil itupun menghilang.

Kini Ia dan Chae Rin bukan lagi sepasang sahabat. Dua bocah perempuan itu kini sudah tak mungkin lagi bersama. Gadis kecil dengan rambut yang terikat asal itu kini telah berubah menjadi gadis remaja yang kesepian.

Dering ponsel Young Eun membuyarkan lamunannya. 1 New Message.

Young Eun segera membukanya.

“ Dimana kau? Aku datang ke rumahmu tapi ibumu bilang kau sedang pergi. ” ternyata pesan itu dari Donghae. Young Eun mengetikkan sesuatu.

“ Menghirup udara segar. Besok saja kita bertemu di sekolah. Annyeong! ” balas Young Eun.

“ Arraseo. ” balas Donghae singkat. Young Eun memasukkan ponselnya ke saku dan kembali mengendarai sepedanya pulang.

Hari ini sudah cukup melelahkan untuk Young Eun. “Akan aku tunjukkan bagaimana rasanya!” kata-kata Chae Rin tadi pagi terus terngiang di telinga Young Eun. Entah rencana apa lagi yang akan dilakukan Chae Rin, mantan sahabat yang kini sangat membenci dirinya itu.

*TBC