Wednesday, June 1, 2011

"The Boy I Love" ; CHAPTER 2

CHAPTER 2

Young Eun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah megah bercat putih. Setelah menempuh perjalanan 1 jam, akhirnya mereka berdua sampai di kediaman Donghae. Seorang wanita setengah baya berlari ke depan dan membukakan gerbang untuk Young Eun dan Donghae. Mata Young Eun berseri-seri, ia menjalankan mobilnya masuk ke halaman rumah Donghae, lalu membuka jendela mobil.

“ Annyeonghaseyo ahjumma! Apa masih ingat aku? ” sapa Young Eun ramah.

“ Omo~ Young Eun-na kan? ” masih menerka-nerka. Maklum saja, sudah 10 tahun lamanya sejak terakhir kali ia bertemu dengan Young Eun. Young Eun tersenyum kecil, lalu kembali menjalankan mobilnya masuk.

Mobil di parkir di halaman rumah Donghae yang terbilang sangat luas. Donghae mempersilahkan Young Eun untuk masuk, sementara seorang wanita yang tadi membukakan gerbang membuntuti Young Eun dengan wajah yang masih kebingungan.

“ Jamkkanman! Apa kau benar-benar Young Eun? ” menyapa Young Eun sekali lagi.

“ Ne.. ahjumma! Ini aku! ” ucap Young Eun meyakinkan wanita yang sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Lee selama bertahun-tahun ini.

“ Kaget ya melihat Young Eun jadi cantik begini? ” ucap Donghae.

“ Tentu saja saya kaget! Wah terakhir kita bertemu kau masih sekecil ini! ” kata wanita itu sambil menurunkan telapak tangannya ke bawah.

“ Hahaha.. kami masuk dulu ya ahjumma! ” kata Donghae lagi. Lalu ia menggandeng tangan Young Eun memasuki rumahnya.

Sesampainya di dalam, Nyonya Lee, Ibu dari Donghae menyambut mereka berdua dengan hangat. Bahkan Ia langsung memeluk Young Eun begitu mereka bertemu.

“ Apa kabar sayang? ” ucap Nyonya Lee sambil memeluk Young Eun.

“ Baik tante.. Tante bagaimana? ” jawab Young Eun.

“ Tante juga baik.. Ayo masuk! “Nyonya Lee melepaskan pelukannya lalu mempersilahkan Young Eun untuk masuk.

“ Ke kamarku saja Young Eun-na! ” kata Donghae kemudian. Young Eun merasa sedikit canggung, lalu ia melirik Nyonya Lee meminta persetujuan untuk masuk ke kamar anak laki-lakinya itu.

“ Ada apa Young Eun-na? Tidak usah canggung begitu, masuklah.. ” kata Nyonya Lee ketika melihat ekspresi Young Eun.

Young Eun berjalan mengikuti Donghae sambil memperhatikan sekeliling. Rumah ini sangat sejuk dan nyaman. Banyak tanaman kecil di sudut-sudut ruangan. Sejak dulu Ibu Donghae memang menyukai tanaman. Taman di rumah ini juga luas dan penuh dengan bunga-bunga cantik. Desain rumahnya sederhana namun terlihat anggun dengan warna putih yang dominan. Donghae membuyarkan lamunan Young Eun.

“ Silahkan masuk tuan putri.. ” canda Donghae ketika mereka sampai di depan sebuah kamar di lantai dua. Di luar pintu tergantung sebuah hiasan bertuliskan “DONGHAE’s ROOM”.

“ Ok..” jawab Young Eun, lalu masuk ke kamar Donghae.

Tak lama kemudian Bibi Cho masuk dengan membawakan dua potong sandwich dan dua gelas jus jeruk. Sambil menikmati sandwich, mereka berdua mengobrol lama sekali. Young Eun dan Donghae melepas rindu mereka setelah 10 tahun tidak bertemu. Di sela obrolannya, Young Eun melirik rak CD milik Donghae yang diletakkan di sebelah tempat tidurnya. Young Eun mendekati rak itu.

Ternyata kata-kata Donghae di mobil tadi serius, di dalam rak itu terpajang beberapa CD Super Junior. Mulai dari Super Junior05, Don’t Don, Super Girl, U, sampai album terbaru Sorry Sorry.

“Kereeeennnn.. Ayo kita dengarkan ini!” ucap Young Eun lalu mengeluarkan CD Sorry Sorry dan memutarnya di tape milik Donghae. Intro awal yang heavy-beat mulai terdengar, Young Eun menarik Donghae untuk bangkit dari duduknya dan mengajaknya menari. Mereka berdua dengan semangat meniru tarian Sorry Sorry yang unik dan menyenangkan. Young Eun tertawa lepas melihat Donghae yang menari layaknya Lee Donghae Super Junior. Namun kesenangan itu tiba-tiba terhenti oleh bunyi ponsel Young Eun. Donghae menekan tombol stop di tape miliknya. Young Eun mengambil ponselnya yang tergeletak di ranjang. Tertera nama “Heechul” di layar ponsel. Young Eun mengangkatnya.

“ Yoboseo? ” ucap Young Eun. “Untuk apa kau masih menelfonku? Kita sudah putus oppa. Apa kau tidak mengerti?” lanjut Young Eun. Donghae sedikit terkejut mendengar percakapan Young Eun di telfon. Tak lama kemudian Young Eun menutup percakapan telfonnya.

“ Ada apa Young Eun-na? ” tanya Donghae dengan hati-hati.

“ Ah~ aniyo.. Donghae-a, maaf sepertinya aku sangat lelah. Kepalaku sedikit sakit.. Aku pulang dulu ya! ” kata Young Eun sambil mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar.

“ Sudah mau pulang sayang? ” tanya Nyonya Lee.

“ Iya tante. Permisi.. ” Young Eun pamit. Donghae memandang Young Eun dengan penuh kekhawatiran.

“ Kita sudah putus oppa. Apa kau tidak mengerti? ” kata-kata itu membuat Donghae semakin penasaran dengan apa yang terjadi. “Heechul.. siapa dia?” Donghae bertanya-tanya dalam hati.

---------------------------------

“ Maafkan aku.. Kita harus bertemu, aku mohon padamu Young Eun-na. Aku mencintaimu.. ” sebuah pesan tertera di ponselnya ketika Young Eun baru saja sampai di rumah. Young Eun mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan tersebut.

“ Kau cukup percaya pada wanita itu lalu jauhi aku! ” balas Young Eun.

“ Aku mohon.. sekarang aku ada di depan rumahmu. Keluarlah Young Eun-na.. ” membaca pesan itu Young Eun segera melirik ke jendela. Ternyata benar, Heechul sedang berdiri di samping motornya sambil terpaku pada ponsel yang dipegangnya.

Young Eun memutuskan untuk keluar. Entah ini adalah keputusan yang tepat atau tidak, namun hatinya mengatakan “Beri dia kesempatan.”

Pintu rumah terbuka, Young Eun berjalan menuju pagar. Dilihatnya Heechul berdiri tegap dengan wajah yang senang. Ia menghampiri Young Eun yang kini sudah berada di luar pagar.

“ Terima kasih Young Eun-na.. ” ucap Heechul.

“ Apa yang mau kau bicarakan? ” sela Young Eun.

“ Aku tau sekarang kau membenciku. Aku tau aku adalah pria paling bodoh di dunia ini karena tidak mempercayaimu. Tapi aku mohon beri aku kesempatan Young Eun-na.. Aku akan menjaga dan mempercayaimu sekali lagi. .” ucap Heechul sungguh-sungguh. Young Eun tak langsung menjawab, Ia berusaha menahan tangisnya namun percuma. Kini Heechul sudah melihat air matanya.

“ Young Eun-na.. ” panggil Heechul.

“ Apa yang Chae Rin katakan benar oppa.. Selama ini aku tidak pernah sungguh-sungguh mencintaimu! Aku belum bisa melupakan masa laluku! ” ucap Young Eun penuh emosi. Heechul diam. Tanpa memandang pria di depannya, Young Eun membalikkan badannya hendak masuk ke dalam rumah, namun tiba-tiba Heechul menarik tangan Young Eun, melarangnya untuk pergi dari situ.

“ Aku tidak peduli! Yang perlu kau lakukan sekarang adalah lihat aku! Jangan lihat yang lain! Young Eun-na, aku percaya padamu. .” ucap Heechul lirih.

“ Bagaimana kalau ternyata dia telah kembali? ”

“ Maksudmu? ”

“ Bagaimana kalau cinta pertamaku telah kembali? Dia ada disini dan hal itu membuatku semakin tak bisa melupakannya!! ” ucap Young Eun disela tangisnya.

“ Aku.. akan berusaha.. membuatmu melupakannya. ” jawab Heechul sambil menundukkan wajahnya. Young Eun terkejut mendengar jawaban Heechul.

“ Apa kau bodoh? ”

“ Aku akan menjadi pria bodoh jika aku melepaskanmu. Aku mohon terima aku sekali lagi Young Eun-na. .” ucap Heechul.

“ Kau sungguh bodoh oppa! Kau tau aku mencintai orang lain, tapi kau tetap ingin di sisiku. Aku sungguh tak mengerti! ” jawab Young Eun.

“ Sudah kubilang.. Akan kubuat kau mencintaiku, Young Eun-na.. ” kata Heechul sambil tersenyum. Lalu perlahan Ia menyeka air mata Young Eun. Young Eun memandang Heechul sedih.

Entah bagaimana dirinya jika Heechul tak di sampingnya selama ini. Heechul lah yang menghiburnya di kala sedih, mendampingi Young Eun di saat semua orang tidak suka padanya, menawarinya payung di kala hujan, menyelimutinya di kala dingin, mengobatinya di kala sakit. Begitu banyak perhatian dan kasih sayang yang Heechul berikan padanya. Kini keadaan terasa berkali lipat lebih sulit bagi Young Eun. Mengapa Donghae kembali di saat pria sebaik Heechul hadir dan mengisi kehidupannya?

---------------------------------

Young Eun berjalan melewati koridor, tak jelas ingin kemana. Hari ini Ia datang lebih pagi dari biasanya. Jam masih menunjukkan pukul 06.15 dan lingkungan sekolah masih terlihat sepi. Malas cepat-cepat sampai ke kelas, Young Eun berjalan mengelilingi area sekolah yang luas. Dari kejauhan dilihatnya Chae Rin berjalan ke arahnya, sepertinya Ia baru saja datang. Young Eun berusaha cuek dan melanjutkan langkahnya. Chae Rin semakin dekat dan memasang pandangan sinis padanya.

“ Sudah kubilang lepaskan Heechul! ” ucap Chae Rin tiba-tiba.

“ Aku sudah melakukannya ” jawab Young Eun dingin.

“ Jangan membodohiku! Tadi malam oppa datang ke rumahku dan Ia menceritakan semuanya. Apa kau tidak bisa melepaskannya untukku Young Eun-na? Bahkan kau sudah punya Donghae! ” bentak Chae Rin. Sekolah masih sepi dan tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

“ Setelah kau mengatakan soal masa laluku padanya, Ia membenciku seperti yang kau harapkan. Apa kau belum puas? ”

“ Belum karena sekarang dia berubah menjadi pria bodoh yang sedang mengemis cintamu! Bukan hal ini yang aku harapkan! ” ucap Chae Rin penuh amarah.

“ Mengapa kau sejahat itu Chae Rin-na? Dulu kita pernah bersahabat, tapi hanya karena Heechul suka padaku lalu kau.. ”

“ Young Eun-na, dengar! Aku lebih dulu mengenalnya daripada kau! Bahkan aku yang mengenalkannya padamu. Dia adalah cinta sejatiku! Sama seperti arti Donghae untukmu! Bisa bayangkan bagaimana rasanya bila cinta sejatimu direbut oleh sahabatmu sendiri? ” lanjut Chae Rin. Young Eun menunduk, memilih untuk diam.

“ Akan aku tunjukkan bagaimana rasanya! ” ucap Chae Rin penuh dendam, lalu meninggalkan Young Eun sendirian. Young Eun menangis.

-----------------------------

Hari mulai senja, Young Eun mengayuh sepedanya mengelilingi komplek. Setelah kejadian di sekolah tadi pagi, pikirannya menjadi kacau, kepalanya terasa pusing dan berat. Young Eun memutuskan untuk menyegarkan dirinya dengan bersepeda sendirian. Beberapa menit kemudian Young Eun menghentikan sepedanya di depan sebuah taman lalu memarkirnya tak jauh dari situ. Kemudian Ia berjalan perlahan menuju bangku taman yang kosong dan duduk menikmati pemandangan.

Dilihatnya dua bocah perempuan dengan seragam SD berlarian dengan senang. Yang satu mengenakan pita merah di rambutnya, yang satu lagi mengikat rambutnya dengan asal. Mereka terlihat gembira dan begitu polos. Tiba-tiba air mata Young Eun menetes. Buru-buru Ia menyekanya dengan telapak tangan dan membuang kenangan itu jauh-jauh. Kenangan masa kecil itupun menghilang.

Kini Ia dan Chae Rin bukan lagi sepasang sahabat. Dua bocah perempuan itu kini sudah tak mungkin lagi bersama. Gadis kecil dengan rambut yang terikat asal itu kini telah berubah menjadi gadis remaja yang kesepian.

Dering ponsel Young Eun membuyarkan lamunannya. 1 New Message.

Young Eun segera membukanya.

“ Dimana kau? Aku datang ke rumahmu tapi ibumu bilang kau sedang pergi. ” ternyata pesan itu dari Donghae. Young Eun mengetikkan sesuatu.

“ Menghirup udara segar. Besok saja kita bertemu di sekolah. Annyeong! ” balas Young Eun.

“ Arraseo. ” balas Donghae singkat. Young Eun memasukkan ponselnya ke saku dan kembali mengendarai sepedanya pulang.

Hari ini sudah cukup melelahkan untuk Young Eun. “Akan aku tunjukkan bagaimana rasanya!” kata-kata Chae Rin tadi pagi terus terngiang di telinga Young Eun. Entah rencana apa lagi yang akan dilakukan Chae Rin, mantan sahabat yang kini sangat membenci dirinya itu.

*TBC

No comments: